Omron PLC 5.1 - Instruction Reversible Counter (CNTR)

Omron PLC 5.1 - Instruction Reversible Counter (CNTR)

Jumpa lagi gaes, kali akan membahas tentang instuction Reversible Counter dengan kode perintah CNTR.

Instruksi ini berbeda dengan Counter biasa yang hanya menghitung count setiap ada input, jika set value (SV) terpenuhi maka Address counter ON.

Reversible Counter adalah instruksi plc untuk menghitung inputan dengan menambah PV (Increment ) dan juga bisa mengurangi PV (Decrement).

Jika PV mencapai SV address dari counter akan ON.

Simbol dan Operand Reversible Counter

Diagram-Ladder-Simbol-CNTR

Syarat untuk bisa memenuhi instruksi CNTR adalah
  1. Mempunyai 3 Input Normaly Open ( Increment, Decrement, Reset
  2. Counter number usahakan beda dengan address timer. 
  3. Set Value jika menggunakan BCD kasih depanya # sedangkan menggunakan Binary &.

Untuk operand sama dengan Counter CNT
  • Instruksi : CNTR atau CNTRX jika menggunakan Binary.
  • N : Counter Number 
  • S : Set Value

Contoh Diagram Ledder Reversible Counter

Contoh-Diagram-Ladder-Instruksi-CNTR

Dari gambar diatas sangat simple sekali dan mudah dipahami berikut akan saya jelaskan dengan detail.
Digital Input: 
  • W0.01 : Normaly Open Increment
  • W0.02 : Normaly Open Decrement
  • W0.03 : Normaly Open Reset
Digital Ouput:
  • Y100.00 : Coil 
Instruksi:
  • CNTR : Instruction Reversible Counter
  • C0001 : Address Reversible Counter

Prinsip Kerja Reversible Counter

  1. Ketika W0.01 memberikan input pada CNTR maka PV yang mulanya 0 Bcd akan menjadi 1 bcd dan seterusnya jika input W0.01 ber ulang kali memberikan input. 
  2. Jika PV sudah mencapai SV maka C0001 akan ON dan Y100.00 akan ON
  3. Ketika W0.02 memberikan input yang berfungsi untuk mengurangi PV yang tadinya 10 Bcd menjadi 9 Bcd dan C0001 akan OFF
  4. Jika ingin kembali normal PV menjadi 0 Bcd maka W0.03 bekerja dan memberikan input ke CNTR untuk mereset PV
Baca selengkapnya »
PLC Omron 4 - Timer Instruksi TIM(0.1sec.) / TIMH(0.01sec.) / TIMHH(0.001sec.)

PLC Omron 4 - Timer Instruksi TIM(0.1sec.) / TIMH(0.01sec.) / TIMHH(0.001sec.)

Instruksi TIM adalah sebuah printah PLC yang berfungsi sebagai ON-Delay dalam hitungan waktu mundur.

Kenapa menggunakan Timer atau perintah TIM ini ? tim ini biasa digunakan untuk sebuah jeda waktu untuk men-trigger kontak lainya begitu.

Terdapat 3 Jenis TIM pada PLC Omron CP1H berdasarkan satuan waktunya semakin cepat satuan waktu maka semakin akurat untuk timer tersebut.

1. TIM : 100 ms setara dengan 0.1 Sec
2. TIMH : 10 ms setara dengan 0.01 Sec
3. TIMHH : 1 ms setara dengan 0.001 Sec

1. Instruksi TIM 100 ms

Dalam Instruksi ini anda harus paham dahulu dengan nilai 100 ms karena jika belum paham akan membuat bingung nantinya.

Dengan mengenal 100 ms maka anda bisa membuat On Delay 1 sec dalam artian 100 ms x 10 = 1000 ms yang artinya adalah 1 sec atau detik.

Kedua anda harus paham Instruksi TIM ini bekerja jika ada trigger atau gampanganya ada sebuah tombol untuk mengaktifkan instruksi timer tersebut.

Membuat Instruksi TIM dan Operand 


Sebelum masuk ke instuksi TIM anda harus tahu apa saja parameter (Operand) yang harus diisi agar tidak terjadi ERROR.

Symbol-dan-Operands-TIM

Operand atau parameter yang harus diisi :

TIM : Perintah atau instruksi PLC
N : Timer Number
S : Set Value


Dari gambar diatas sudah dijelaskan dari Timer number atau alamat dari TIM tersebut bisa sampai 4095, sangat banyak sekali bukan.

Set Valuenya adalah 16 Bit ( 65535 ) dan buanyak banget.

Contoh Diagram Ladder Instruksi TIM


Contoh Diagram Ladder Instruksi TIM

Dalam Diagram Ladder di atas berikut cara kerjanya:

  1. W0.01 adalah sebuah trigger untuk start, ketika di START maka Instruksi TIM akan bekerja.
  2. ON- Delay mulai menghitung mundur selama 1 detik ( 100ms x 10 = 1000 ms atau 1 detik ).
  3. Setelah waktu On Delay terpenuhi, alamat T0001 akan kontak dan menyalakan Y100.00

2. Instruksi TIMH 0.01 Sec

Sama halnya instruksi TIM tetapi berbeda dengan satuan TIMH tersebut.

Berikut sebuah operand dan wiring diagram instruksi TIMH,

Symbol-dan-Operands-TIMH

Contoh Diagram Ladder Instruksi TIMH

Contoh-Program-TIMH
Dalam Diagram Ladder TIMH di atas berikut cara kerjanya:

  1. W0.01 adalah sebuah trigger untuk start, ketika di START maka Instruksi TIM akan bekerja.
  2. ON- Delay mulai menghitung mundur selama 1 detik ( 10ms x 10 = 100 ms atau 0.1 detik ).
  3. Setelah waktu On Delay terpenuhi, alamat T0001 akan kontak dan menyalakan Y100.00

3. Instruksi TIMHH 0.1 Sec

Instruksi TIMHH ini tidak semua PLC diperbolehkan jadi ada sebuah PLC yang bisa menggunakan instruksi ini.

Seperti CP1H tidak bisa menggunakan instruksi ini.

Membuat Instruksi TIMHH dan Operand 

Symbol-dan-Operands-TIMHH

Semoga bermanfaat untuk pembahasan atau tutorial tentang instruksi timer.

Langsung tanyakan dalam sebuah komentar di bawah jika ada pertanyaan. 
Baca selengkapnya »
Mengenal Apa Itu Transformator atau Trafo

Mengenal Apa Itu Transformator atau Trafo

Dalam listrik sering kita jumpai komponen listrik yang sering disebut Trafo atau transformator di dalam panel listrik maupun di luar panel listrik sesuai dengan kebutuhkan konsumen.

Dengan anda mengerti transformator maka anda melangkah lebih maju dalam belajar tentang ilmu listrik beserta komponenya.

Rangkian Primer dan Sekunder

Pengertian Transformator

Sebuah Transformator adalah mesin statis digunakan untuk mengubah listrik dari satu sirkuit ke yang lain tanpa mengubah frekuensi. Ini adalah definisi transformator yang sangat mendasar.

Karena tidak ada bagian yang berputar atau bergerak, maka transformator adalah perangkat statis. Transformer beroperasi pada pasokan ac. Sebuah transformator bekerja berdasarkan prinsip saling induksi.

Untuk secara umum atau sering digunakan pada komponen adalah trafo berguna untuk menurunkan atau menaikan sebuah tegangan listrik AC istilah Step Up dan Step Down.

Sejarah Transformator

Jika kita ingin mengetahui sejarah transformator, kita harus kembali di tahun 1880-an. Sekitar 50 tahun sebelumnya pada tahun 1830 properti induksi ditemukan.

Kemudian desain transformator diperbaiki sehingga menghasilkan lebih banyak efisiensi dan ukuran yang lebih kecil. Berangsur-angsur kapasitas transformator yang besar dalam kisaran beberapa KVA, MVA muncul.

Pada tahun 1950, transformator daya listrik 400KV diperkenalkan dalam sistem tenaga listrik tegangan tinggi. Pada awal 1970-an, peringkat unit sebesar 1.100 MVA diproduksi.

Berbagai produsen memproduksi 800KV dan bahkan transformer kelas KV yang lebih tinggi di tahun 1980.


Prinsip Kerja Transformator

Sebuah Induksi timbal balik antara dua belitan atau lebih (juga dikenal sebagai gulungan) memungkinkan energi listrik ditransfer antar sirkuit.

Katakanlah Anda memiliki satu belitan (juga dikenal sebagai koil) yang disuplai oleh sumber listrik bolak-balik.

Arus bolak - balik melalui belitan menghasilkan fluks yang terus berubah dan bergantian yang mengelilingi belitan.

Jika belitan lain didekatkan dengan belitan ini, sebagian dari fluks bolak-balik ini akan terhubung dengan belitan kedua.

Karena fluks ini terus berubah dalam amplitudo dan arahnya, harus ada perubahan hubungan fluks pada belitan atau koil kedua.

Menurut hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik , akan ada EMF yang diinduksi pada belitan kedua.

Jika rangkaian belitan sekunder ini ditutup, maka arus akan mengalir melaluinya.

Bagian-bagian Transformer

Terdapat 3 bagian inti dalam tranformer atau trafo ini, sebagai berikut:
  • Winding Transformer, Yang menghasilkan fluks magnet ketika terhubung ke sumber listrik.
  • Inti Magnetik dari Transformer, fluks magnetik yang dihasilkan oleh gulungan primer, yang akan melewati jalan keengganan rendah ini terkait dengan berkelok-kelok sekunder dan menciptakan tertutup sirkuit magnetik.
  • Gulungan Transformer Sekunder, Fluks yang dihasilkan oleh belitan primer, melewati inti, akan terhubung dengan belitan sekunder. Gulungan ini juga melukai pada inti yang sama dan memberikan output yang diinginkan dari transformator .

Simbol Transformator

  • Transformer 1 Phasa
    Transformer 1 Phasa
  • Transformer 3 Phasa
    Transformer 3 Phasa
  • Current Transformer
    Current Transformer
  • Potential Transformer
    Potential Transformer

Rumus Ideal Tranformator



P1=P2
I1.V1=I2.V2
I1.N1=I2.N2
I2 : I1 = V1 : V2
             = a
             = Ratio Trafo
N1 : N2 = I2 : I1
               = V1 : V2
               = a
               = Ratio Trafo 
P1     =  Daya Primer           
P2     =  Daya Sekunder      
I1      =  Arus Primer             
I2      =  Arus Sekunder         
V1    =  Tegangan Primer
V2    =  Tegangan Sekunder
N1    =  Jumlah Lilitan Primer
N2    =  Jumlah Lilitan Sekunder

Jenis-jenis Transformator

Transformer dapat dikategorikan dalam berbagai cara, tergantung pada tujuan, penggunaan, konstruksi, dll. Jenis - jenis transformator adalah sebagai berikut,

  1. Step Up Transformer dan Step Down Transformer - Umumnya digunakan untuk menaikkan dan menurunkan level tegangan pada jaringan sistem transmisi dan distribusi.
  2. Three Phase Transformer dan Single Phase Transformer - Bekas umumnya digunakan dalam sistem daya tiga fase karena hemat biaya daripada nanti. Tetapi ketika ukuran penting, lebih disukai untuk menggunakan bank tiga transformator fase tunggal karena lebih mudah untuk diangkut daripada satu unit transformator tiga fase tunggal.
  3. Trafo Daya Listrik, Trafo Distribusi dan Trafo Instrumen - Trafo daya umumnya digunakan dalam jaringan transmisi untuk menaikkan atau menurunkan level tegangan. Ini beroperasi terutama selama beban tinggi atau puncak dan memiliki efisiensi maksimum pada atau dekat beban penuh. Trafo distribusi menurunkan tegangan untuk tujuan distribusi ke pengguna domestik atau komersial. Ini memiliki pengaturan tegangan yang baik dan beroperasi 24 jam sehari dengan efisiensi maksimum pada 50% dari beban penuh. Transformator instrumen termasuk CT dan PT yang digunakan untuk mengurangi tegangan tinggi dan arus ke nilai yang lebih rendah yang dapat diukur dengan instrumen konvensional.
  4. Two Winding Transformer dan Auto Transformer - Bekas umumnya digunakan di mana rasio antara tegangan tinggi dan tegangan rendah lebih besar dari 2. Biaya efektif untuk digunakan nanti di mana rasio antara tegangan tinggi dan tegangan rendah kurang dari 2.
  5. Trafo Luar Ruang dan Trafo Indoor - Trafo yang dirancang untuk dipasang di luar adalah trafo luar dan trafo yang dirancang untuk dipasang di dalam ruangan adalah trafo dalam ruangan.
  6. Oil Cooled dan Dry Type Transformer - Dalam transformator berpendingin oli, media pendingin adalah oli transformator sedangkan transformator tipe kering berpendingin udara.
  7. Tipe inti, tipe Shell, dan tipe transformer Berry - Pada tipe inti transformator, ia memiliki dua kaki atau tungkai vertikal dengan dua bagian horisontal bernama yoke. Inti berbentuk persegi panjang dengan sirkuit magnetik umum. Gulungan silinder (HV dan LV) ditempatkan di kedua tungkai. 
  8. Transformator tipe shell: Memiliki tungkai tengah dan dua tungkai luar. Kedua kumparan HV, LV ditempatkan pada tungkai pusat. Sirkuit magnetik ganda hadir. 
  9. Transformator tipe Berry: Inti tampak seperti jari-jari roda. Tangki lembaran logam yang dipasang ketat digunakan untuk rumah jenis transformator dengan minyak transformator diisi di dalamnya.

Contoh Soal

Sebuah trafo ideal mempunyai 90 lilitan disisi primer dan 2250 lilitan di sisi sekunder terhubung pada sumber tegangan 120V 60Hz.

Hitung:
  • Tegangan efektif yang melalui terminal sekunder
  • Tegangan peak yang melalui terminal sekunder
  • Tegangan sesaat  yang melalui sisi sekunder ketika tegangan sesaat yang melalui sisi primer adalah 37 V
Jawab:
E1/E2 = N1/N2
120/E2 = 90/2250
E2 = 3000 V
E2peak = √2 E2
= 1,414 x 3000
= 4242 V
e1    = 37 V maka
N2/N1 = 2250/90
N2/N1 = 25 (rasio)
e2    = 25 x 37
e2    = 925 V
Sekian pembahasan tentang Transformator atau trafo, Semoga Bermanfaat.
Baca selengkapnya »
PLC Omron 3 - Instruksi SET & RSET (Set & Reset)

PLC Omron 3 - Instruksi SET & RSET (Set & Reset)

Kembali lagi gan untuk pembelajaran PLC Season 3, kali ini akan saya membagikan sebuah instruksi yang sering dipakai oleh programmer di indonesia ini.

Instruksi SET dan RESET pasti sudah pada tahu kalau artinya untuk fungsinya bagaimana? langsung saja akan saya bahas dengan detail dari pengalaman saya.

Pengertian Instruksi SET

Kita ketahui dahulu bagaimana untuk simbol instruksi SET sebagai berikut
.
Pengertian Instruksi SET
Dari simbol tersebut menerangkan sebuah instruksi SET bekerja jika ada input dan memberikan alamat B sebagai output dari SET tersebut.

Akan saya gambar lagi agar lebih jelas.

Pengertian Instruksi SET

Gambar diatas menerangkan bahwa SET akan menghidupkan bit operan ketika kondisi eksekusi ON, dan tidak mempengaruhi status bit operan ketika kondisi eksekusi OFF. Gunakan RSET untuk mematikan sedikit yang telah ON dengan SET.

Jadi gini bahasa gampangnya, fungsi set ini akan bekerja sekali maksudnya ketika meberikan input pada instruksi SET, maka addres B akan ON meskipun inputnya tadi OFF alamat B ini akan ON terus sampai perintah Reset dengan alamat B yang sama.

Perlu diingat untuk instruksi SET ini berbeda denga instruksi KEEP karena set dan reset KEEP dalam 1 instruksi.

Pengertian Instruksi RSET

RSET adalah sebuah perintah untuk mereset dari perintah SET jadi ada hubunganya, seperti remote dan lokal tetapi ini adalah sebuah instruksi RSET.

Berikut simbol dari RSET.
Pengertian Instruksi RSET

RSET bekerja ketika mendapat sebuah inputan kemudian diproses untuk mereset address B yang semulanya adalah Bit 1 akan menjadi Bit 0 begitu prinsip kerjanya.

Akan saya kasih gambar lagi agar tambah paham lagi.

Pengertian Instruksi RSET

RSET mengubah operan bit OFF ketika kondisi eksekusi ON, dan tidak mempengaruhi status bit operan ketika kondisi eksekusi OFF. Gunakan SET untuk menghidupkan sedikit yang telah dimatikan dengan RSET.

Perbedaan SET & RSET dengan COIL. 

  1. Coil hanya bekerja ketika mendapat inputan dan mati ketika tidak mendapat sebuah inputan, sedangkan SET & RSET Inputan ON dan OFF adalah 1 maksdunya jika ingin menyala maka SET dikasih bit 1. Jika ingin matikan (OFF) dengan memberikan bit 1 pada RSET. 
  2. Input yang diatur dan diatur ulang untuk instruksi KEEP (011) harus diprogram dengan instruksi tersebut, tetapi instruksi SET dan RSET dapat diprogram sepenuhnya secara independen. Selanjutnya, bit yang sama dapat digunakan sebagai operan dalam sejumlah instruksi SET atau RSET.


Contoh Program Instruksi SET & RSET

Contoh Program Instruksi SET & RSET

  • 0.01 = DI Set 
  • 0.02 = DI Reset
  • 0.03 = Coil Set & Rset
Dari Contoh Diagram Ladder diatas yang menggunakan software CX Programmer, bisa saya simpulkan sistem kerjanya seperti ini:

  1. Ketika Alamat 0.01 ON akan meberikankan inputan bisa menggunakan inputan DIFU, pada instruksi SET
  2. Instruksi SET mengelolah dan me-outputkan alamat 0.03 sehingga menyala (ON).
  3. Alamat 0.01 dimatikan atau OFF maka SET atau alamat 0.03 tetap menyala. 
  4. Untuk mematikanya berikan input pada Instruksi RSET dengan memberikan input melalui alamat 0.02.
  5. Setelah Mendapat inputan untuk Instruksi RSET maka alamat 0.03 akan mati atau OFF.
  6. Berikut gambar jika sudah ON. 
Contoh Program Diagram Ladder SET & RSET ON

Semoga bermanfaat dan terus belajar jika ada dipertanyakan tinggalkan komentar di bawah ya. 
Baca selengkapnya »
PLC Omron 2 - Instruksi KEEP

PLC Omron 2 - Instruksi KEEP

Pada pembelajaran plc omron yang ke 2 ini, akan saya bahas tentang printah atau instruksi KEEP, pasti sudah tahu arti kata KEEP adalah menjaga atau kalau saya bilang mengunci.

Oke keterangan lebih lanjut langsung baca dibawah gan.

Instruksi KEEP 

Instruksi KEEP adalah sebuah perintah plc yang berfungsi sebagai coil untuk menjaga atau mengunci alamat pada coil tersebut.

Bisa diartikan menyederhanakan sebuah rangkaian pengunci atau relay lets tanpa perlu kontak bantu, jadi hanya tombol on dan off.

Perintah KEEP untuk tombol ON adalah Set sedangkan OFF adalah Reset.

Instruksi KEEP

Membuat Instruksi KEEP

Buat dahulu alamatnya seperti saya contohkan dibawah ini.
  • 0.01 = Digital Input untuk SET 
  • 0.02 = Digital Input untuk Reset 
  • 0.03 = Output KEEP (B)

Ketika sudah menentukan alamatnya tinggal membuat instruksi KEEP

  • Tekan pada keyboard (I) untuk membuat sebuah instruksi.
  • Letakan pada pojok ledder dan klik. 
  • Masukan pada kolom instruksi dengan "KEEP", kemudian spasi.
  • Masukan alamat Bit 0.03. Enter.
  • Instruksi KEEP sudah bisa dipakai.
  • Buat kontak N/O dengan menekan tombol (C) pada keyboard.
  • Masukan alamat 0.01 kemudian entek dan kasih koment SET.
  • Buat lagi kontak N/O dan memberi alamat 0.02 dan dikasih koment RESET, Enter. 

Langkah-langkah diatas akan membuat sebuah diagram ledder dengan menggunakan software CX Programmer seperti dibawah ini.

Contoh Program Instruksi KEEP


Prinsip Kerja Instriksi KEEP

Pada gambar diatas dapat saya terangkan prinsip kerjanya, instruksi keep akan bekerja jika ada sebuah inputan bisa menggunakan perintah DIFU atau DIFD (0.01) kemudian instruksi KEEP akan memproses inputan tersebut.

Sehingga 0.03 akan menyala karena mendapat sebuah input dari 0.01, 0.03 akan menyala terus.

Untuk mematikanya instruksi KEEP membutuhkan sebuah reset (0.02) alamat tersebut akan memberikan sebuah inputan pada Instriksi KEEP yang berfungsi sebagai reset.

Maka 0.03 akan mati atau OFF.

Sederhanyanya seperti program berikut.

Instruksi KEEP

Pada gambar Diagram Ladder diatas bisa anda lihat, dari rangkaian untuk ON dan OFF memerlukan sebuah 3 kontak ( A, B, C).

Sedangkan menggunakan sebuah instruksi KEEP hanya menggunakan 2 kontak saja untuk Set dan Reset perintah KEEP yaitu (A dan B).

Kesimpulan Instruksi KEEP

Disini akan saya simpulkan bahwa instruksi KEEP mempermudah beserta memperkecil pemakaian memory plc dan terlihat sangat simpel.

Dengan adanya instruksi KEEP ini untuk membuat sebuah program ON dan OFF saja membutuhkan 2 kontak input saja sebagai Set dan Reset.

Dari kesimpulan saya semoga bisa tambah giat belajar tentang Pemrograman PLC.
Baca selengkapnya »

Download